Kisah Sedih Dilan dan Milea
Hullaaaa! Assalamualaikum.. Setelah vakum setahun yaaa akhirnya bisa kasih entri juga hahahaha.... Kabar Adelia alhamdulillah baik.. Sehat-sehat makin nduty hahahaha. Selamat menjalani tahun yang baru yaa! Semoga selalu berada di Jalan-Nya. Aamiin..
![]() |
Credit to Google Images |
Hari ini mau membagikan respon seputar nonton film saya yang pertama setelah tahun 2018! Hahahaha.. Semua pasti tahu filmnya.. Ya Dilan 1990! Ya film yang digandrungi remaja-remaja now days. Film dari Bukunya Ayah Pidi Baiq yang jadi bestseller dari dulu sampai sekarang karena sudah jadi movie ya. Saya dulu pernah baca bukunya yang awal-awal terbit, belum se hits sekarang dan memang seru aja. Buat saya yang merasa kadar ketawanya seperti Milea, buku ini cocok buat dibaca hahaha. Tapi sejak ada buku kedua dan ketiganya, respon saya jadi berubah 180 derajat. Sedih bacanya. Rasa sedihnya tidak bisa di tolerir hehe.
Akhirnya film Dilan 1990 muncul. Sebelum muncul adik saya sudah bilang kalo Iqbaal-nya main di film jadi Dilan. Sempat ragu sih kok Iqbaal yang jadi? Tapi terus nyadar Iqbaal benar Bandung tulen jadi percaya-percaya saja. Setelah melewati ke hectic-kan di kantor, kuputuskan awal Februari kemarin menonton film Dilan 1990. Sendirian lagi hahaha yang penting nonton Dilan! I have a seat dan sudah agak di bawah karena it was weekend dan masih jadi bahan tontonan orang banyak banget karena baru-baru muncul. Film dimulai dan awal-awal masih ketawa-ketawa. Eh di tengah-tengah setelah Milea ketemu Ibu Dilan..... air mata ini jatuh ke pipi. Gak tahu kenapa. Terus sepanjang film nangiiiiiisss mulu. Ketawa juga masih kalau lagi lucu-lucunya. Tapi tetap nangis. Sampai film selesai mata sampai sembab. Hebaaaat! Di busway pun masih nangis hahahaha (ini sih alay!!).
Selama film saya jadi nyadar (karena sudah baca bukunya) bahwa ini film gak happy ending. Apalagi ditambah dengan pernyataan bahwa ini kisah nyata. Rasanya...... Saya ndak bisa membayangkan rasanya jadi Milea.. Rasanya jadi Dilan.... ndak bisa rasain karena dia cowok hahaha. Sangat-sangat sediiiih banget. Meski hidupnya tidak hancur. Meski dia bisa move on. Tapi... gimana rasanya kalau ada mantan yang cukup nyentrik di kehidupannya yang dulu? Yang selalu bikin lupa masalah. Yang selalu menghibur dengan gaya-gaya dia. Pasti sedih...(ini mengetik udah banjir kamar hahaha). Mungkin bagi orang lain Dilan itu imajiner tapi menurut saya pribadi bisa jadi ada kok pada zamannya. Orang yang masih cukup polos pada percintaannya dan masih suka berantem. Saya merasa aja kalau cinta Milea ke Dilan dan juga Dilan ke Milea sama-sama masih polos. Yang benar murni cinta anak remaja. Yang suka bilang suka. Yang tidak suka ya bilang tidak suka, bukan nyinyir di social media. Kalau mau telepon harus ke telepon umum dimana itu adalah effort. Ah seru ya mungkin pada zaman itu? Hahaha.
Saya sangat appreciate. Terima kasih ayah Pidi! Bikin cerita yang benar-benar kasih tau kalau kamu bisa mencintai orang dengan cara sederhana asal tulus. Hehehe.
Subang, 10 Februari 2018
With love,
Adelia
Note: Ini kepikiran karena logat disini udah kayak di Bandung. "Neng, Pedes, jangan?" :)))
Comments
Post a Comment